NEWS.BUSURNABIRE.ID | Nabire: Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, S.H., secara resmi membuka Musyawarah Provinsi (Musprov) ke-1 Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Papua Tengah yang digelar di Aula RRI Nabire. Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan bahwa kehadiran APINDO bukan hanya seremonial, tetapi harus menjadi tonggak sejarah untuk mencetak pengusaha-pengusaha sukses asli Papua Tengah.
“APINDO jangan hanya jadi simbol. Ini harus menjadi fondasi. Kita ingin orang-orang Papua Tengah bisa jadi pelaku usaha yang mandiri dan berkontribusi langsung pada pembangunan ekonomi nasional,” tegas Meki Nawipa.
Menurut Gubernur, kontribusi Papua terhadap negara sangat besar. “Tahun 2024, Papua menyumbang sekitar Rp80 triliun dari satu sektor saja. Bayangkan jika potensi ini kita kelola lebih baik, mulai dari tambang, hasil laut, hingga sumber daya alam lainnya. Kita butuh kemitraan dan regulasi yang berpihak agar masyarakat tidak terjebak dalam aktivitas ilegal, tetapi bisa masuk ke sistem bisnis formal,” ujarnya.

Gubernur Meki juga mengajak masyarakat Papua Tengah untuk mengubah pola pikir, dari mengejar jabatan politik menuju kemandirian ekonomi melalui kewirausahaan. “Jabatan habis, uang habis. Tapi kalau jadi pengusaha, dari generasi ke generasi bisa tetap hidup dan bertumbuh,” ucapnya.
Ia mencontohkan bahwa salah satu anggota APINDO adalah PT Freeport Indonesia. Artinya, APINDO bukan organisasi biasa. “Kalau kita ingin terlibat dalam ekonomi nasional, kita harus berjejaring dan bersinergi dengan kekuatan ekonomi nasional.”
Dalam pidatonya, Meki Nawipa juga menyampaikan bahwa masa produktif manusia sangat terbatas. “Kalau kita hitung-hitung, manusia hanya punya sekitar 13 tahun efektif untuk benar-benar mengubah hidupnya. Waktu sekolah, tidur, dan masa anak-anak sudah mengambil porsi besar. Maka waktu yang tersisa harus digunakan dengan kerja keras, disiplin, dan konsisten.”
Ia juga menyinggung soal budaya konsumtif dan pamer di media sosial. “Jangan hanya bicara di medsos seolah-olah paling pahlawan. Tapi tidak tahu regulasi dan tidak punya usaha nyata. Itu hanya angin lewat.”

Gubernur mengajak semua pihak belajar dari etos bisnis komunitas lain, seperti Tionghoa. “Rumah kecil, tapi dalam besar. Artinya, uang masuk tapi tidak keluar. Putar terus di dalam komunitas. Kita harus punya blueprint usaha, manajemen yang kuat, dan tidak asal ikut-ikutan CV tanpa kapasitas,” ujarnya tegas.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat Papua Tengah bersatu dan saling menghormati. “Kelemahan kita adalah tidak bersatu. Itu sering dimanfaatkan oleh penguasa dan pengusaha luar. Tapi kalau kita kompak, kita bisa sukses bersama.”
Menutup sambutannya, Meki Nawipa berharap agar Musprov APINDO ke-1 ini melahirkan program strategis dan pengusaha-pengusaha baru yang dapat membawa Papua Tengah menjadi pusat ekonomi baru di Indonesia Timur. “Jangan hanya jadi pelengkap pembangunan. Kita harus jadi pengisi utama pembangunan. APINDO Papua Tengah harus bisa memetakan peluang, melakukan survei, dan membuka pintu-pintu usaha baru.”
“Saya ucapkan selamat bermusyawarah. Semoga dari forum ini lahir pengusaha hebat yang membangun Papua Tengah dan menyejahterakan keluarga mereka sendiri,” tutup Gubernur Meki Nawipa.













