NEWS.BUSURNABIRE.ID – Papua Football Academy (PFA) kembali menggelar program pencarian bakat muda sepak bola di Kabupaten Nabire, Papua Tengah. Tahun ini, pelaksanaan seleksi telah memasuki tahun ketiga dan terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. Program seleksi ini dipimpin oleh Pelatih Kepala PFA, Coach Ardiles Rumbiak, di Lapangan Sapta Marga Kodim Nabire.

Sejak hari pertama seleksi, yang dimulai pada Jumat, 16 Mei 2025, terlihat antusiasme peserta yang sangat tinggi. Seleksi yang berlangsung selama tiga hari, yakni dari 16 hingga 18 Mei 2025, ini bertujuan untuk menemukan talenta-talenta muda yang memiliki potensi untuk mengharumkan nama Papua di tingkat nasional dan internasional.
Pelaksanaan seleksi di Lapangan Kodim 1705 Nabire ini menjadi bagian dari upaya PFA dalam mencari dan mengembangkan pesepak bola muda berbakat dari Papua, yang siap bersaing di tingkat yang lebih tinggi.
Pelatih kepala PFA, Coach Ardiles Rumbiak, mengungkapkan kebanggaannya terhadap antusiasme peserta yang sangat luar biasa.
“Hari ketiga seleksi di Nabire berjalan dengan sangat baik. Kami menemukan banyak talenta luar biasa. Meskipun seleksi ini tidak mudah, kami yakin anak-anak di Nabire memiliki potensi besar untuk berkembang di dunia sepak bola,” ujar Coach Ardiles pada Minggu sore, 18 Mei 2025.
Coach Rumbiak menambahkan bahwa kriteria seleksi lebih berfokus pada kemampuan teknik, visi permainan, dan pemahaman taktik.
“Kami mencari pemain dengan kualitas teknik yang baik, pemahaman taktik yang tepat, dan visi permainan yang matang. Fisik dapat dibentuk, tetapi kualitas permainan yang cerdas adalah faktor utama yang kami perhatikan,” ungkap Rumbiak.

Selain itu, Coach Ardiles juga menyebutkan tantangan dalam memilih pemain terbaik dari banyaknya bakat yang ada di Nabire.
“Seleksi tahun ini lebih menantang karena standar sepak bola yang semakin tinggi. Namun, saya percaya peserta di Nabire mampu bersaing di level nasional dan internasional,” tutupnya.
Ketua Panitia PFA Nabire, Anthonius B. Wambrauw, mengungkapkan optimisme besar terhadap perkembangan seleksi tahun ini.
“Seleksi tahun ini sudah memasuki hari ketiga, dan kami sangat senang melihat antusiasme yang luar biasa dari peserta. Kami telah mengalami kemajuan yang signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan 232 peserta ikut dalam seleksi ini,” ungkap Wambrauw dengan penuh semangat.

Ia juga menambahkan bahwa jumlah peserta yang berhasil lolos ke tahap final seleksi terus meningkat.
“Pada tahun pertama, hanya ada satu peserta dari Nabire yang lolos. Pada tahun kedua ada tiga, dan tahun ini ada lima peserta yang terpilih. Kami berharap lebih banyak lagi peserta yang lolos ke tahap selanjutnya,” ujar Wambrauw.
Wambrauw berharap bahwa Nabire dapat menjadi pusat pembinaan sepak bola usia dini yang berkelanjutan.
“Ke depan, kami berharap lebih banyak event sepak bola usia dini di Nabire, sehingga kami tidak perlu lagi mengadakan seleksi besar-besaran. Banyak talenta sudah teridentifikasi lewat kompetisi usia dini,” tutupnya.
Salah satu orang tua peserta seleksi, Frans Mahuse, yang merupakan orang tua dari Rifaldo Mahuse, mengungkapkan rasa bangga dan dukungannya terhadap program pencarian bakat yang digelar oleh PFA di Nabire. Frans merasa sangat bersyukur atas kesempatan yang diberikan kepada anak-anak di Nabire untuk mengikuti seleksi.
“Saya sangat mendukung inisiatif ini, meskipun anak saya masih pemula, kesempatan seperti ini sangat berharga. Ini adalah langkah positif untuk masa depan sepak bola di Papua,” ujar Frans, dengan penuh antusiasme.
Frans berharap agar program serupa dapat terus digelar di masa depan, yang dapat mendukung perkembangan sepak bola di Papua.
“Harapan saya ke depan adalah agar sepak bola di Kabupaten Nabire, dan Papua Tengah secara keseluruhan, semakin berkembang. Semoga lebih banyak anak-anak Papua yang dapat berkompetisi di level nasional dan internasional,” tambah Frans.

Selain itu, Frans juga menyebutkan manfaat lain dari seleksi ini. “Seleksi seperti ini membuat anak-anak lebih fokus, disiplin, dan mengurangi ketergantungan pada perangkat elektronik seperti HP. Mereka lebih mengutamakan persiapan fisik dan mental untuk menjadi pemain sepak bola yang lebih baik,” ujar Frans.
Seleksi pencarian bakat muda yang digelar oleh Papua Football Academy (PFA) ini menandakan langkah awal yang penuh harapan untuk menciptakan pesepak bola muda berbakat di Papua. PFA berkomitmen untuk terus memfasilitasi pengembangan generasi muda dengan pendidikan dan pelatihan sepak bola berkualitas tinggi. Diharapkan dengan dukungan penuh dari masyarakat dan berbagai pihak, sepak bola Papua akan terus berkembang dan melahirkan pemain-pemain berbakat yang siap bersaing di tingkat nasional dan internasional.













