NEWS.BUSURNABIRE.ID – Nabire: Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Papua Tengah menggelar Sosialisasi Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) Tanah Papua 2025 pada Selasa, 5 Mei 2025, di Aula Setda Kabupaten Nabire. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS di Papua Tengah, khususnya di wilayah dengan angka kasus tertinggi seperti Kota Nabire.
Acara ini dihadiri unsur Forkopimda, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, Fasilitator PPKUI, Kepala Distrik, Direktur RSUD Nabire, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD), dan tamu undangan lainnya.
Kepala Dinas P2KB Papua Tengah, dr. Agus, dalam sambutannya menyampaikan bahwa epidemi HIV/AIDS di Tanah Papua masih menjadi tantangan serius. Hingga Desember 2024, total 22.868 kasus HIV/AIDS tercatat, dengan 12.272 kasus di antaranya dialami oleh perempuan.
“Kota Nabire mencatat kasus tertinggi, mencapai 10.494 kasus, disusul Mimika (7.923 kasus) dan Kabupaten Paniai (2.474 kasus). Sementara itu, masih banyak penderita yang belum terdeteksi karena kurangnya pemeriksaan rutin,” ungkap dr. Agus.
Ia menekankan pentingnya pendekatan terpadu dan kolaborasi multisektor untuk mengatasi persoalan HIV/AIDS di Papua Tengah. Beberapa faktor yang menjadi kendala antara lain: tingginya mobilitas penduduk, rendahnya edukasi HIV/AIDS di wilayah terpencil, minimnya kesadaran untuk tes HIV, stigma negatif terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), serta akses layanan kesehatan yang belum merata.
STBP 2025 diharapkan dapat memberikan data epidemiologis yang akurat, sehingga kebijakan intervensi dan alokasi sumber daya menjadi lebih tepat sasaran. Kegiatan ini juga mendukung visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Tengah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu, dan berkeadilan.
“Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan, data yang dihasilkan dari STBP ini akan menjadi landasan kuat dalam pengendalian HIV/AIDS di Tanah Papua Tengah,” tutupnya.
