MURID SD YPPGI OBAYO GELAR PRAKTEK DRAMA TARU MASKAWIN, DENGAN BERPAKAIAN BERBUSANA KOTEKA & MOGE
NEWS.BUSURNABIRE.ID _DOGIYAI. Guna mendapatkan nilai Praktek mata pelajaran Seni budaya,Murid Kelas – VI di SD YPPGI OBAYO,distrik Kamuu Utara, Kabupaten Dogiyai telah melaksanakan Drama Taru maskawin Secara Adat suku Mee. dengan berpakaian berbusana Koteka dan Moge bertempat di halaman depan SD YPPGI OBAYO pada hari Kamis,07/04/2022.
Sebelum Murid-murid SD YPPGI OBAYO, Distrik Kamuu, Utara Kabupaten Dogiyai. keluar dari kelas untuk melakukan Drama Taru maskawin secara Adat suku Mee dari luar halaman,Guru Mengajar Bernadus Nabuasa,S.Pak berharap anak-anak Pakailah busana adat, koteka dan moge, karena pakaian itu melambangkan jati diri suku bangsa MEE. dan kemanapun anak-anak pergi jangan pernah lupakan koteka dan moge, sekalipun anak-anak pergi melanjutkan kuliah di kota studi lain.
Masih Lanjut lelaki asal Timur Leste juga Mengatakan,Praktek drama Taru maskawin secara Adat suku Mee ini, kami digelar utuk memenuhi nilai mata pelajaran Seni budaya dan juga bertujuan untuk anak-anak murid bisa mengerti tentang Cara ber-adat suku Mee.
“ Saya suruh Bagi Murid kelas 6 ( Enam ), wajib mengenakan koteka dan moge untuk nilai Seni budaya,”kata Pak garu Berna.
Salah satu Guru mengajar bernama Martinus Dumupa juga menambahkan, kita Suku Mee bangga memiliki pakaian adat kita (koteka dan Moge). Untuk itu adik-adik Murid SD YPPGI OBAYO DISTRIK KAMUU UTARA mari kita sunguh-sunguh mencintai pakain adat warisan laluhur kita, sama halnya saat kita mencintai pakaian adat kita tentunya juga kita telah mencintai Tanah air orang berkoteka moge. Jangan biarkan kita lupa dan terbuai dalam dunia yang memberkan banyak pilihan di era modern ini.
” Adik-adik Muridku sekalian Jangan membiarkan koteka dan Moge meninggalkan kita sebab itu identitas kita, orang Mee,” Harap Dumupa.
” Pernah kita meluangkan waktu untuk sekedar bertanya dahulu kala siapa yang menciptakan pakaian adat kita? Nah, koteka dan moge ada karena kepandaian leluhur kita sejak dulu, angka kepandaian itulah yang perlu diapresiasi atas adanya pakaian Koteka dan Moge. Jangan sekali-kali membiarkan Koteka dan Moge di zaman ini bukan simbol ketertinggalan. Melainkan sebuah identitas dari sebuah bangsa. Identitas inilah kiranya perlu terus diwariskan.
” Untuk itu, tanggungjawab kita bersama, generasi mudah Dogiyai atau Meeuwo, para orangtua, juga pemerinta untuk menjaga dan melestarikan Koteka dan Moge dalam setiap aspek kehidupan,” tutup Martinus Dumupa.(Red)